Sunscreen SPF Palsu Kenali Tekstur Untuk Menghindari Klaim Palsu dan Memilih yang Tepat – Trending di platform TikTok, isu seputar klaim palsu nilai SPF pada sunscreen sedang menghebohkan.
Dikabarkan sebuah merek telah mengklaim nilai SPF yang palsu pada produk tabir surya mereka, sehingga menjadi viral di TikTok.
Meskipun perbincangan tentang klaim ini menjadi ramai, seorang ahli telah memberikan pandangan penting mengenai hal yang perlu diperhatikan saat memilih produk tabir surya.
Ahli yang dimaksud adalah dr. Kamila Jaidi MARS, Yang merupakan seorang dokter estetika dan pemilik H&H Skincare.
Melalui unggahan di akun TikTok-nya, beliau menegaskan pentingnya untuk tidak tergoda oleh klaim yang mungkin terdapat pada produk tabir surya.
Klaim tertentu, terutama yang terkait dengan nilai SPF tinggi namun tekstur yang sangat ringan, perlu diperhatikan secara cermat.
Menurut dr. Kamila Jaidi, semakin tinggi nilai SPF, seharusnya semakin kental pula tekstur produk tersebut.
Hal ini memiliki dasar logis, karena mayoritas UV filter pada produk tabir surya dibuat dari bahan dasar yang berbasis minyak, yang otomatis memberikan tekstur yang lebih berat.
Dalam unggahannya, dr. Kamila Jaidi menjelaskan bahwa sebelum tergiur oleh nilai SPF yang tinggi, kita perlu mengingatkan diri kita bahwa tabir surya dengan nilai SPF yang lebih tinggi umumnya akan memiliki tekstur yang lebih kental.
Poin ini penting terutama bagi mereka yang memiliki kulit rentan berjerawat, karena tekstur kental dapat meningkatkan risiko penyumbatan komedo.
Namun, apakah perbedaan antara tabir surya dengan nilai SPF 30 dan SPF 50? Sebelum menjawab pertanyaan ini, mari kita pahami terlebih dahulu bahwa SPF merupakan singkatan dari “Sun Protection Factor” atau Faktor Perlindungan Sinar Matahari.
Angka SPF mengindikasikan seberapa baik perlindungan terhadap sinar ultraviolet (UV) tipe B yang dihasilkan oleh tabir surya. Semakin tinggi angka SPF, semakin besar perlindungannya terhadap paparan sinar matahari.
Dalam penjelasan dr. Kamila Jaidi, angka SPF juga berhubungan dengan jumlah radiasi UV yang diperlukan untuk membuat kulit terbakar ketika menggunakan tabir surya dibandingkan dengan kulit yang tidak dilindungi.
Dalam skala SPF, kita dapat melihat bahwa:
- SPF 2 memblokir 50% sinar UV.
- SPF 4 memblokir 75% sinar UV.
- SPF 10 memblokir 90% sinar UV.
- SPF 15 memblokir 93% sinar UV.
- SPF 30 memblokir 97% sinar UV.
- SPF 50 memblokir 98% sinar UV.
- SPF 100 memblokir 99% sinar UV.
Namun, perlu diingat bahwa nilai SPF tidak menunjukkan berapa lama kita bisa terlindung dari paparan sinar matahari.
Meskipun angka SPF yang lebih tinggi dapat memberikan perlindungan yang lebih baik, hal ini tidak berarti kita bisa berlama-lama di bawah sinar matahari tanpa risiko terbakar.
Selain itu, ambang individu terhadap paparan sinar UV bervariasi dari orang ke orang. Kulit pucat, misalnya, menyerap lebih banyak sinar UV daripada kulit gelap.
Hal ini dikarenakan pigmen melanin yang terdapat dalam kulit gelap dapat memberikan perlindungan alami terhadap sinar UV.
Jadi, pada akhirnya, sebaiknya menggunakan tabir surya dengan nilai SPF berapa? Menurut dr. Kamila Jaidi, SPF 30 seharusnya sudah memberikan perlindungan yang memadai bagi kebanyakan orang, asalkan digunakan dengan benar.
Penggunaan tabir surya seharusnya dimulai dengan mengoleskan 15 menit sebelum beraktivitas di luar ruangan, dan diaplikasikan ulang setiap dua jam serta setelah berenang.
Dengan pemilihan tabir surya yang tepat dan pemakaian yang benar, kita dapat menjaga kesehatan kulit dari dampak buruk sinar matahari.
Kesadaran akan tekstur dan nilai SPF yang tepat akan membantu kita memilih produk tabir surya yang sesuai dengan kebutuhan kulit kita.